Kelender Liturgi

Kamis, 05 Mei 2016

PERINGATAN MAY DAY 2016 PAGUYUBAN PEKERJA KATOLIK CIKANDE (PPKC)


Hari Buruh Sedunia yang juga dikenal dengan May Day jatuh setiap tanggal 1 Mei. Umumnya para buruh atau pekerja memperingatinya dengan beragam kegiatan. Hal tersebut bisa berupa aksi sosial, pentas seni, atau justru melakukan aksi demo yang dipusatkan di beberapa titik kota atau pemerintahan. Kesemuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menjalin komunikasi dan konsolidasi baik internal maupun eksternal. Bahkan di beberapa daerah dilakukan aksi dialog dengan melibatkan para pemangku kepentingan semisal kepala daerah dan jajaran Dinas Tenaga Kerja. Tentunya hal ini bernilai positif sepanjang tidak ada aksi anarkis yang merugikan kepentingan umum karena ulah beberapa oknum yang tidak bisa mengendalikan euforia perayaan May Day.
Paguyuban Buruh Katolik Cikande (PPKC) yang bernaung di Paroki Kristus Raja Serang sebagai salah satu kelompok kategorial juga merayakan May Day dengan cara berbeda. Bila menilik beberapa tahun sebelumnya, peringatan May Day Keuskupan Bogor selalu diisi dengan kegiatan misa bersama dan dialog. Tahun 2014 misalnya, dilakukan Misa dan Dialog bersama Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. di Serang dengan tema Berkarya Dalam Kasih.  Berikutnya di tahun 2015 dilakukan kegiatan serupa di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa – Kota Wisata dengan tema Sukacita Dalam Solidaritas. Sedangkan untuk tahun 2016 ini, dilakukan kegiatan Futsal dan Badminton Ceria untuk para pekerja yang tergabung dalam PPKC bersama Orang Muda Katolik (OMK) dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Paroki pada hari Minggu, 1 Mei 2016.

Kegiatan kecil dan sederhana ini memang berbeda dengan aksi yang dilakukan serikat atau aliansi buruh lainnya di seputaran tanah Banten. Kegiatan olahraga bersama yang mengambil tema “Menjadi Pekerja Sehat dan Cerdas” ini memang ditujukan untuk membangun komunikasi internal antar anggota PPKC dan konsolidasi eksternal dengan OMK serta KMK yang merupakan calon pekerja. Hal ini memuat tujuan lainnya untuk menggalang kesolidan antar kelompok kategorial guna menyiapkan para pekerja yang selain aktif berpelayanan di gereja juga peduli akan dunia ketenagakerjaan di sekitar mereka. Turut mendampingi kegiatan ini adalah para pembimbing PPKC dan aktivis gereja yang berjiwa muda serta peduli akan generasi muda.
Salah satunya adalah RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi atau biasa dikenal sebagai Romo Thomas Peng An, seorang romo bersuara merdu  yang ternyata juga piawai dalam memainkan raket badminton. Beliau menyambut positif kegiatan ini dan berharap agar acara ini bisa digelar rutin 2-3 bulan sekali tidak hanya seremonial atau memperingati hari tertentu saja. Para pekerja yang sudah lelah dengan urusan pekerjaan rutin, permasalahan dunia kerja, dan kegiatan pelayanan tentunya perlu penyegaran untuk menghindari kejenuhan. Kejenuhan ini menurut Romo Thomas bisa menjadi awal pekerja untuk mulai menghindari kegiatan-kegiatan dalam komunitas sehingga merugikan dirinya sendiri dan komunitas yang ditinggalkan. Beliau melanjutkan bahwa pertumbuhan iman dan kualitas pribadi para pekerja juga bisa diperoleh dari kegiatan olahraga bersama dengan belajar menghargai waktu, berkompetisi dengan sportif, semangat kerja sama, perencanaan dan eksekusi kegiatan, dan banyak hal positif lainnya.
Sedangkan menurut beberapa anggota PPKC sendiri, kegiatan ini dipandang sebagai oase di tengah rutinitas kegiatan selama ini. Hal ini terlihat dengan antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan. Di lapangan futsal misalnya, tidak hanya pria, para wanita pun sangat bersemangat dalam menggiring dan menendang bola. Meskipun banyak dihiasi jeritan dan pekikan pada saat kaki menyentuh bola, bahkan ada yang sambil memejamkan mata saat berebut bola, hingga perayaan gol yang tidak kalah dengan pesepakbola profesional. Suasana yang sama pun terlihat di lapangan bulutangkis dimana sesekali shuttle cock melenceng sampai ke lapangan lainnya. Beberapa anggota PPKC bahkan  membawa anggota keluarga mereka ke Sport Hall Flamengo di kota Serang ini dan tanpa canggung berbaur dengan rekan-rekan OMK dan KMK
.
Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.00 ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama yang dilanjutkan dengan sambutan dan berkat dari salah satu pembimbing PPKC yaitu Frater Diakon Alfonsus Sombolinggi. Dalam sambutannya, Diakon Alfons menekankan bahwa acara kali ini harus dijadikan pondasi untuk kebersamaan dan kerja sama antara PPKC, OMK, dan KMK semakin lebih baik lagi. Beliau  yang sebentar lagi akan menerima tahbisan imamatnya ini berharap bahwa kegiatan PPKC harus semakin kreatif untuk menjaring lebih banyak lagi anggota dan sebagai sarana regenerasi. Kegiatan ini pun ditutup dengan doa dan berkat dari Diakon Alfons dengan satu pinta agar PPKC semakin solid dan lebih berkembang ke depannya.
Salam Opera in Caritate

0 komentar: