Kelender Liturgi

Sabtu, 27 Februari 2016

PERTEMUAN PSE DEKANAT BARAT KEUSKUPAN BOGOR DI PAROKI KRISTUS RAJA - SERANG


Menghadapi tahun 2016, Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Bogor mengadakan aksi jemput bola dengan mengadakan pertemuan PSE paroki per dekanat. Tujuannya adalah menimba dan berbagi pengalaman, mendengarkan keluhan atau tantangan PSE lingkup paroki, serta anjang sana agar lebih mengenal team PSE tiap paroki. Setelah dekanat Utara dan Selatan,   maka  hari Minggu,  21 Februari 2016, tiba giliran Dekanat Barat (Serang dan Rangkasbitung) yang didatangi ketua PSE Keuskupan Bogor, RD. Yohanes Maria Ridwan Amo. Namun karena terbentur dengan jadwal kegiatan lain, team PSE Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung tidak dapat menghadiri pertemuan yang dihelat di Aula Alexander Paroki Kristus Raja - Serang. 

Pertemuan ini dibuka oleh Ibu Theresia Teki Astuti sebagai tuan rumah sekaligus ketua PSE Paroki Kristus Raja - Serang. Dalam sambutannya, Ibu Teki mengungkapkan bahwa pertemuan ini adalah satu kesempatan yang lama dinantikan mengingat sebagian besar team PSE Paroki adalah pengurus baru. Tentunya belum banyak mengenal dan mengetahui program kerja PSE terutama dari keuskupan sehingga diharapkan melalui acara ini dapat diselaraskan antara program kerja PSE Paroki dengan PSE Keuskupan Bogor. Lebih lanjut Ibu Teki mengharapkan Romo Ridwan agar dapat memberikan arahan guna pengembangan sumber daya manusia sekaligus sharing terkait kerja sama dalam setiap program kerja PSE utamanya terkait pembiayaan kegiatan.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Andi Liantono selaku Koodinator Bidang III Diakonia (Pelayanan) yang membawahi Seksi PSE. Beliau mengutarakan pentingnya pertemuan ini agar tidak ada program PSE Keuskupan Bogor yang terlewatkan atau tidak diikuti oleh team PSE Paroki.
Setelah kedua sambutan di atas, tiba giliran Romo Ridwan untuk memulai acara pertemuan. Rsurvey sosial asalkan berupa kegiatan kelompok bukan perorangan. Namun sayangnya, belum banyak paroki yang mengetahui bahkan Romo Ridwan mengakui bahwa pada saat bertugas di satu paroki, beliau juga tidak pernah meminta dana dari PSE Keuskupan karena tidak mengetahuinya. Hal inilah yang mendorong beliau untuk aktif mensosialisasikan brosur ini ke tiap dekanat agar tidak ada kendala dalam pelayanan karena terdapat prosedur mengajukan dana APP ke tingkat keuskupan ataupun ke tingkat  Nasional.
omo mengawali sesi-nya dengan menjelaskan maksud kedatangannya yaitu ingin mendengarkan kendala dan tantangan dari PSE Paroki dalam melaksanakan pelayanannya. Satu hal yang pertama kali disinggung oleh beliau adalah brosur mengenai APP utamanya pengajuan dana APP yang sebenarnya sudah diedarkan pada setiap paroki melalui para romo atau sekretariat paroki. Di dalam brosur tersebut termuat lengkap mengenai kriteria kegiatan yang bisa dibiayai dengan dana APP, karena dikelola oleh PSE Keuskupan, termasuk prosedur permohonan dana untuk pembiayaan kegiatan. Misalnya usaha pemenuhan kebutuhan hidup pribadi atau bersama, budidaya pertanian, pemeliharaan lingkungan hidup, kursus manajemen dan penyuluhan, dan lain sebagainya hingga advokasi masyarakat atau

Dalam sharing selanjutnya, Romo menceritakan pengalaman kunjungan di dekanat Utara dan Selatan agar juga menjadi pengetahuan bagi dekanat Barat. Di dekanat Selatan, khususnya daerah Cicurug, Romo mengutarakan banyaknya kegiatan ekonomi kreatif yang dikembangkan PSE. Diantaranya adalah pembuatan pupuk, tanaman hidroponik, bahkan pembuatan tas yang sudah ada pasarnya. Hal ini dipelopori oleh beberapa orang yang bersedia untuk membagikan ilmunya ke paroki manapun serta menyediakan pasar untuk penjualan produk asalkan berkualitas. Masih di dekanat Selatan, di daerah Cianjur akan digalakkan bank sampah sebagai sumber pendapatan keluarga. Beralih ke dekanat Utara, di kawasan Cinere, terdapat pelatihan pijat refleksi yang juga bisa dijadikan sebagai satu sumber pendapatan ekonomi. Tentunya hal ini diutarakan oleh Romo agar dekanat Barat pun mampu lebih kreatif dengan mengadakan pelatihan mengingat daerah Serang dan Rangkasbitung termasuk potensial untuk dikembangkan.


Dalam kesempatan selanjutnya Romo mengadakan dialog interaktif dengan peserta pertemuan yang diawali dengan Suster Berna yang mengungkapkan hasil kunjungannya ke lingkungan dan menemukan ada keluarga dengan seorang ibu single parent dengan empat orang anak yang kesulitan biaya hidup dan biaya kuliah. Hal ini ditanggapi Ibu Teki dengan mengungkapkan prosedur pengajuan beasiswa ke PSE Paroki dimana siapapun boleh melapor ke team PSE atau melalui lingkungan bila menemukan kasus yang sama karena apabila memenuhi persyaratan, maka bantuan biaya bisa sampai tingkat perguruan ting
gi. Romo Ridwan mengingatkan agar hal ini bisa disikapi dengan jeli, hati-hati, dan cermat karena setiap orang kadang kala memiliki sensitivitas yang tinggi terkait label tidak mampu atau berkekurangan serta takaran kemiskinan yang berbeda di setiap daerah. Bisa jadi niat kita menolong namun disalahartikan sehingga yang bersangkutan merasa malu atau justru tidak berkenan. Romo hanya menegaskan bahwa apabila lingkungan memiliki seksi PSE maka merekalah garda depan untuk hal-hal ini sekaligus pemantauan dan pengawasan agar bantuan yang digunakan tepat sasaran dan digunakan semestinya.

Dalam sesi selanjutnya, diungkapkan oleh salah satu peserta yang berasal dari seksi sosial lingkungan (Pak PHS. Widodo) terkait susahnya pengajuan dana PSE untuk kegiatan yang sebenarnya merupakan kegiatan produktif dan bertujuan mengembangkan sosial ekonomi keluarga. Hal ini diatasi dengan menggandeng pihak-pihak yang bisa menyediakan pelatihan gratis atau pemangku wewenang di pemerintahan. Satu contoh adalah pelatihan pembuatan kue yang bekerja sama dengan toko kue milik umat paroki sehingga alat dan bahan tidak perlu mengeluarkan dana paroki. Contoh berikutnya adalah kerja sama dengan dinas pertanian propinsi yang menyediakan fasilitas green house dengan fasilitas benih dan pupuk serta tanah yang diperlukan. Romo Ridwan menanggapi dengan menegaskan upaya beliau untuk adanya transparansi kepada umat terkait penggunaan dana PSE. Beliau juga menegaskan bahwa penjatahan dana PSE tidak hanya bergantung pada prosentase karena kebutuhan tiap paroki berbeda. Namun Romo mengingatkan pula bahwa fokus tahun ini bukan pendanaan karitatif tetapi lebih ke pemberdayaan (SDM dan ekonomi keluarga) meski tetap dibuka untuk pengajuan dana kegiatan karitatif.
Menanggapi pernyataan terakhir dari Romo Ridwan, Ibu Teki menyatakan bahwa untuk seksi Karitatif di bawahnya saat ini sudah membuat strategi dengan pengumpulan dana atau sembako dari umat yang mampu untuk dibagikan kepada umat yang tidak mampu. Selain itu, ada pula program road show sembako untuk menjangkau umat non Katolik yang berkekurangan di sepanjang jalan yang dilalui. Beliau melanjutkan dengan beberapa program untuk sub seksi di bawah PSE seperti pemeriksaan dan seminar kesehatan gratis (sub seksi kesehatan), kegiatan orang tua asuh (sub seksi orang tua asuh), dan contoh lainnya.  sekaligus memperkenalkan jajaran team PSE Paroki Kristus Raja – Serang termasuk Bapak Stefanus Winarno yang merupakan ketua PSE Paroki juga. Hal ini ditanggapi oleh Romo Ridwan dengan mengungkapkan bahwa beliau sedang membereskan tatanan PSE Keuskupan mulai dari bidang pendidikan dan lainnya. Meski beliau tegaskan bahwa PSE Keuskupan hanya mengurus dan mengalokasikan dana dari semua paroki. Romo juga menanggapi adanya subsidi silang antar seksi bahkan dalam kasus tertentu beliau bisa mengusahakan keseluruhan dana proyek untuk paroki yang umatnya tidak mampu sehingga dibuat sebagai proyek PSE Keuskupan.
Romo Ridwan juga mengajak berdiskusi mengenai BPJS untuk umat yang tidak mampu. Hal ini ditujukan untuk mereka yang sakit agar menjadi perhatian team PSE Lingkungan atau Paroki. Lebih lanjut Romo menghimbau jangan sampai umat kita yang meninggal karena tidak mampu mejadi tidak diurus secara Katolik. Topik ini memancing dialog aktif terkait subsidi dari lingkungan terlebih dahulu untuk kemudian dilaporkan kepada PSE Paroki antara Pak Andi (Ketua Korbid III) dengan Pak Sardjono (Komsos Paroki). Pak Andi melanjutkan terkait pengembangan sumber daya ekonomi yang bisa memancing adanya pasar kaget di gereja. Namun hal ini disikapi bijak oleh Romo Ridwan dengan menghimbau paroki untuk lebih kreatif dalam mengusahakan pasar untuk pemasaran kreativitas umat. Paroki hendaknya menjembatani produsen untuk langsung ke konsumen / pembeli tanpa melalui makelar/tengkulak semisal dengan sistem online. Meski tantangannya berat karena memutus mata rantai yang juga berhubungan dengan hajat hidup orang tertentu. Tapi tetap harus dicoba agar semakin besar keuntungan yang didapat oleh umat dan makin memancing produksi kreatif yang lainnya.
Masih banyak hal lainnya yang tentu ingin dibahas, namun waktu juga yang membatasi pertemuan ini. Banyak tata cara / prosedur dan sedikit gambaran kerangka PSE Keuskupan Bogor yang bisa menjadi acuan bagi PSE Paroki. Ada pula hal-hal yang memancing ide kreatif karena sharing Romo Ridwan terkait kegiatan dekanat lainnya. Semoga apa yang digagas oleh Romo Ridwan dibantu Pak Erik serta staf PSE lainnya bisa membawa angin segar untuk pemberdayaan team PSE Paroki se-keuskupan Bogor. Pertemuan pun ditutup dengan foto bersama dan acara makan siang yang telah disiapkan oleh team PSE Paroki Kristus Raja-Serang. Terima kasih.

By. Komsos  Paroki Kristus Raja - Serang







Sabtu, 13 Februari 2016

HARI RAYA ORANG SAKIT SEDUNIA (HOSS) DI PAROKI KRISTUS RAJA - SERANG



 Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) ditetapkan Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992, dan mulai dirayakan tanggal 11 Februari 1993. Bapa Suci menetapkan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) hanya setahun setelah beliau sendiri didiagnosa menderita penyakit parkinson awal 1991. Hari itu dibaktikan khusus sebagai “hari khusus untuk doa dan berbagi, untuk mempersembahkan penderitaan kita.”
Pesta Bunda Maria dari Lourdes dipilih menjadi HOSS karena banyak peziarah dan pengunjung ke Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan. Pemilihan tanggal 11 Februari juga punya makna mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan. 

Dalam rangka HOSS, seluruh Gereja diundang untuk berdoa secara khusus bagi orang sakit, di samping juga untuk merenungkan makna penderitaan dalam peziarahan manusia menuju rumah Bapa. Paroki-paroki diundang untuk merayakan Hari Orang Sakit Sedunia secara konkret dengan mengadakan Misa untuk Orang Sakit di setiap paroki. Pada kesempatan itu, perlu digalakkan penyadaran tentang peran iman dalam menghadapi penderitaan dan sakit, demikian pula ditingkatkan kesadaran tentang arti kristiani dari penderitaan dan sakit. 

Masa penderitaan bisa diubah menjadi masa rahmat.” Seringkali dalam penderitaan orang digoda untuk menjadi putus asa dan kehilangan harapan, tetapi dengan menyadari penyertaan Tuhan, masa ini

 bisa diubah menjadi masa rahmat untuk “mawas diri,” untuk “mengevaluasi kembali hidup seseorang, mengakui kegagalan dan kesalahan, membangkitkan kerinduan akan Bapa dan mengikuti jalan menuju rumah-Nya.”
Paus Benediktus XVI menekankan secara khusus tugas Gereja untuk memberikan “sakramen-sakramen penyembuhan,” yaitu sakramen Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit, yang umumnya “mendapatkan penutupan alamiahnya dalam Ekaristi.” Dimensi penyembuhan dari sakramen-sakramen inilah yang perlu ditekankan kembali.

Semua ini menunjukkan bahwa Gereja melanjutkan kepedulian Yesus Kristus kepada orang sakit, dan bahwa melalui kuasa penyembuhan dari sakramen-sakramen itu, Yesus masih hadir dan bekerja di tengah-tengah umat.
 Tepat dalam Yubelium Agung Kerahiman ini, tema HOSS ke-24 yg disampaikan oleh Paus Fransiskus adalah: mempercayakan diri kepada Yesus yang murah hati seperti Maria: "Perbuatlah apa yg Ia katakan kepadamu" (Yoh. 2:5) melalui permenungan kisah Injil  Yoh 2 : 1 – 11: Pesta Perkawinan di Kana. Bapak Paus memilih tema ini karena sekarang beliau juga sedang merayakan di Tanah Suci dan memberkati orang sakit sedunia. Beliau mengajak kita semua utuk mempercayakan pada perawan Maria pencobaan dan kesengsaraan kita bersama sama dengan sukacita dan penghiburan kita sehingga kita dapat layak memandang hari ini dan selalu wajah PutraNya Yesus yang penuh Kerahiman.

Perayaan ini juga diadakan di Aula Alexander Gereja Kristus Raja – Serang yang dipimpin oleh RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto dan RD. Stefanus Edwin Ticoalu, dimana disepakati dengan mengadakan Adorasi. Adorasi ini subtansinya sama dengan perayaan Ekaristi. Seperti halnya telah disampaikan oleh   Keuskupan di Surabaya, dimana bapak Uskupnya menekankan bahwa jangan merayakan perayaan Ekaristi bersamaan Adorasi, maka kita pun melakukan hal demikian. Dalam Ekaristi kita akan menyambut Tubuh dan DarahNya sedangkan dalam adorasi kita akan menyambut kehadiranNya. 

Dalam homolinya, romo Sumardiyo manyampaikan bahwa kita harus mengkedepankan iman dan memohon seperti Bunda Maria. Bunda Maria dihadirkan disini supaya Bunda Maria sungguh-sungguh merangkul semua doa dan harapan kita dan menyampaikannya kepada Kristus.
Lakukanlah apa yang Ia katakana padamu
Layaklah Kita melakukan permohonan / intensi kita pada Bunda Maria dan bunda tidak akan menolok permohonan kita. Kita harus mengakui Bunda Maria dan Yesus betul-betul memiliki hubungan yang begitu dekat dan saling berbagi 

maka keduaNya dapat mengatakan “ini Aku, Aku milikMu”. Yesus mentaati sungguh-sungguh kepada orang tuaNya.
Seperti yang terjadi di Kana, maka ditempat ini juga kita pun meyakini bahwa Bunda Maria mempunyai  kuasa untuk mendengarkan doa-doa kita dan diteruskan ke Tuhan Yesus.  

Pada saat itu romo Sumardiyo mendoakan satu-satu umat yeng mengikuti adorasi, selanjutnya romo Edwin mengoleskan minyak di dahi dan telapak tangan umat tersebut dan juga berdoa kepada mereka. 
Semoga menjadi karya kerasulan kita bersama untuk selalu menjamah mereka yang sakit, baik sakit fisik maupun sakit psikis. Senantiasa memberi penghiburan dan pengharapan dalam kondisi yang sulit, bahwa janji Tuhan selalu ditepati-Nya.

By. Komsos Paroki Kristus Raja - Serang








Selasa, 09 Februari 2016

MISA SYUKUR TAHUN BARU IMLEK 2567 DI GEREJA KRISTUS RAJA – SERANG

 Semarak Hari Raya Tahun Baru Imlek 2567 juga hadir di perayaan Ekaristi di Gereja Katolik  Kristus Raja - Serang. Perbedaan paling mencolok dibanding perayaan Ekaristi pada hari Minggu biasanya adalah pada dekorasi gereja, busana pastor, umat dan panitia perayaan Ekaristi yang bernuansa Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, Imlek merupakan tahun baru China yang berkaitan erat dengan pesta perayaan datangnya musim semi yang berakhir 15 hari setelahnya atau yang dikenal dengan Cap Go Meh.  Perayaan Imlek juga meliputi doa atau sembahyang Imlek sebagai bentuk ucapan syukur serta harapan ditahun yang baru kepada Tuhan, dan saat untuk berkumpul bersama keluarga, dan masih banyak lagi tradisi yang sampai sekarang dilestarikan.

Perayaan Imlek kini menyebar keseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia sebagai identitas budaya Tionghoa dimanapun mereka berada, tanpa memandang latar belakang agamanya.
Suasana Imlek sudah terasa ketika umat masuk ke halaman gereja. Lampion tampak tergantung di plafon teras gereja. Lampion juga dipasang di setiap tiang di dalam gereja. Adapun di bagian depan altar berhiaskan bunga, seakan mengantarkan umat pada salib meja altar yang juga didesain apik dengan menghadirkan nuansa warna merah.
Perayaan Ekaristi bernuansa Imlek dipimpin oleh    RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi sebagai Selebran utama serta RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto dan RD. Stefanus Edwin Ticoalu sebagai konselebran itu, berlangsung khusyuk dengan mengusung tema  “Pribadi Yesus, Kata-KataNya Menggetarkan Sekaligus Berkuasa”.

Dalam homilinya romo Sumardiyo mengungkapkan bahwa thema ini  sesuai dengan khabar gembira yang terungkap dalam Markus 6:55 “Maka berlari-larilahlah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit diatas tilamnya kepada Yesus, damana saja khabarnya Ia berada”.  Ini menunjukan Yesus adalah pribadi yang sangat menarik dan berkuasa dan juga kata-kataNya menggetarkan sehingga banyak orang berbondong-bondong datang dan percaya padaNya.  Bagaimana sikap kita di zaman sekarang ini terhadap Yesus yang sama?

Meri kita bertanya pada diri kita masing masing bila ada kebimbangan atau keraguan karena merasa doa kita tidak dikabulkan. Apakah kita masih mengganggap Tuhan tidak hadir? Kita tidak sadar menggungkapkan itu padahal Tuhan begitu baik dan penuh kasih.
Hari ini diungkapkan dalam Injil dimana  Yesus mewartakan khabar gembira, mengajar di rumah-rumah ibadah dan menyembuhkan orang yang sakit. Hendaklah kita menirunya. Kita sekarang seperti orang yang berbondong-bondong untuk mendekati Yesus.  Apakah kita sudah berusaha berlari-lari? Artinya  berusaha sekuat tenaga untuk berjumpa dengan Yesus dengan cara membaca Kitab Suci. Disaat itu kita akan berjumpa dengan Yesus yang bersabda, mengajar, meneguhkan, menguatkan serta mengurus kita? Sudahkah kita meneladani cara hidup dan Prilaku Tuhan Yesus? Bukankah Yesus Sang Guru kita yang setia memberikan pengajaran-pengajaran kepada kita setiap saat? Kita harus mendekatkan diri kita, maka dengan demikian Firman Tuhan ada dalam diri kita dan  Itu adalah Yesus sendiri. Kita harus meyakini niscaya bukan saja sampai ketingkat liturgi Ekaristi kita menyambut Tubuh dan DarahNya tetapi ketika kita sudah memasuki Litirgi Sabda, kita sungguh tersentuh oleh Sabdah Tuhan. Kehadiran Yesus bukan saja menyembuhkan secara fisik tetapi secara spiritual juga
Tahun baru Imlek sudah memasuki tahun 2567 pada hari ini (8 Februari 2016) yang akan berjalan hingga tanggal 27 Januari  2017. Shio pada tahun Imlek 2567 adalah Monyet dengan unsur Api.  Kekhasan Sio Monyet adalah : Cerdas, kreatif dan Ceria.

Semoga di tahun Monyet ini menjadikan kita lebih cerdas, kreatif dan ceria untuk mencapai kesuksesan yang lebih dalam lagi dan semoga kita diberkati dengan kesehatan, kedamaian serta sejumlah rejeki melalui  usaha, karya dan pelayanan kita.

Sebelum mengakhiri Sakramen Ekaristi semua umat mendengarkan sambutan sambutan dari:

Ketua panitia perayaan Imlek ( bapak Renaldus Priastian Khiat) 


Suatu perbedaan itu sangat indah karena pelangi yang begitu banyak warna  itu membuat orang menjadi indah.  Begitu juga dengan umat katolik Kristus Raja Serang yang bergitu dinamis dengan beragam suku bangsa tetapi tetap bersatu dalam pelayanan. Kami sangat berterimakasih kepada seluruh umat Katolik Kristus Raja - Serang atas partisipasinya terhadap kami umat keturunan Tionghoa. Salah satu contohnya umat yang menghadiri Sakramen Ekaristi memakai baju wana merah. Terimakasih juga pada romo -romo  di Paroki ini  yang telah mengadakan misa bernuansa Imlek pada hari ini. Terima kasih kepada seganap panitia dan para donator yang telah membantu untuk mensuksesan misa nuansa imlek. Semoag kebersamaan ini akan berlanjut untuk selamanya.  Mudah-mudahan umat Tianghoa yang lain ditahun berikutnya akan bersama kita. Gereja Katolik sudah menghargai kita. Mari kita sama-sama menghadap Tuhan terlebih dahulu sebelum berkunjung pada yang lain. Apa yang terdapat pada manusia, bukan kulit yang membedahkan, bukan fisik, bukan kedudukan,  keturunan, rasa atau status sosial, tetapi kebaikan yang terpancar dalam diri kita itulah yang menjadi dasar dan diperluhan oleh masyarakat. Karena kita dipersatuhkan oleh Yesus.  Mari kita sampaikan kepada teman, sahabat, tetangga warga Tionghoa yang terbaik bagi mereka yang masih mencari-cari iman, ikutilah Gereja Katolik karena hanya satu-satunya Gereja yang menerima tradisi adalah Gereja Katolik.

Sambutan RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto 


Terima kasih karena kita berada di tahun Monyet yang Unsur Elemennya Api yang merupakan sumber energi yang kuat.  Jika saudara ingin sukses dalam hidup, Karya dan pelayanan maka sebaiknya anda menghindari kegiatan kelompok yang bersifat mengprofokasi, ikut dalam pergolakan, baik dalam politik maupun ekonomi, revolusi ataupun diskriminasi. Harus extra hati-hati dalam memilih teman, komunitas atau kelompok. Kita harus  berusaha untuk melihat binatang-binatang yang mempunyai simbol tahun ini  dengan mengambil sifat positipnya, yaitu dengan percaya diri, humoris, trampil disegala permainan dan berjiwa pemimpin. Ada pun kekurangan dari yang bershio Monyet ini adalah sedikit nakal, pencemburu, sering curiga, licik,  egois dan sombong.

RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi



Perayaan imlek sekarang ini bukan hanya orang Tionghoa tetapi untuk semua. Imlek melambangkan kebersaman dalam keluarga. Kalau Tema APP tahun ini mengangkat kembali tetang keluarga,  menjadi sangat tepat  kalau kita hari ini menadasarinya dalam perayaan Imlek. Kita semua adalah keluarga besar akan berkumpul secara bersama-sama

RD. Stefanus Edwin Ticoalu 



Semoga kita saling menghargai, saling  menghormati dan saling melayani satu sama lain sehingga sungguh-sungguh tercipta suasana keceriaan, kegembiraan dan pada akhirnya kita bisa dapatkan satu kebahagiaan.

Frater Diakon Alfonsus 


Selamat tahun baru imlek, semoga selalu bahagia, dan semoga ditahun ini selalu mendapatkan berkat yang melimpah  dan cerah serta ditahun ini cita-cita dan harapan tecapai. Amin


“GONG XI FA CAI” 2567.
SEMOGA IMLEK MEMBAWA REJEKI YANG BERLIMPAH
DAN  KESEHATAN BUAT KITA SEMUA

By. Komsos Paroki Kristus Raja - Serang












Sabtu, 06 Februari 2016

PERAYAAN EKARISTI PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI KENISAH SERAYA MENGUCAP SYUKUR ATAS ULANG TAHUN TAHBISAN PRESBYTERAT RD. THOMAS GREGORIUS SLAMET RIYADI (2002 – 2 FEBRUARI-2016)

PERAYAAN EKARISTI PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI KENISAH
SERAYA MENGUCAP SYUKUR ATAS ULANG TAHUN TAHBISAN PRESBYTERAT RD. THOMAS GREGORIUS SLAMET RIYADI
(2 FEBRUARI 2002 – 2 FEBRUARI 2016)


Paroki Kristus Raja – Serang menghidupkan kembali  suatu perayaan yang sudah langka setelah masa Natal usai. Sebagaimana kita ketahui, 40 hari yang lalu kita merayakan Natal, kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus dengan penuh syukur, sukacita, dan semarak. Kemudian masa Natal akan berakhir pada tanggal 2 Februari 2016 dengan perayaan pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah. Maka pada tanggal 3 Februari 2016, diadakan perayaan pesta tersebut di Gereja Katolik Kristus Raja – Serang dengan melibatkan segenap umat paroki utamanya anak-anak yang tergabung dalam BIA (Bina Iman Anak).
  
Jika melihat sejarah dari  peristiwa Yesus diserahkan di kenisah, maka erat kaitannya dengan hukum Taurat. Dalam hukum tersebut tertulis: “Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka” (Keluaran 13: 2). Oleh karena itu Yusuf dan Maria juga mempersembahkan Yesus sebagai ungkapan syukur atas anugerah istimewa dalam hidup mereka, yakni Yesus sendiri sang putera sulung. Mereka ingin bersyukur kepada Allah atas sang putera yang menghadirkan kebahagiaan dalam keluarga.

Dalam Injil dikisahkan bahwa Yesus dipersembahkan di Kenisah atau Bait Allah setelah 40 hari kelahirannya dan setelah 32 hari Dia disunat. Diceritakan pula bagaimana keluarga kudus Nazaret itu bertemu dengan Simeon dan Hana. Simeon memberkati Yesus dan berkata kepada Maria bahwa Yesus akan menjadi terang dunia. Sedangkan Hana mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Sungguh, hal ini menjadi tanda bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan seluruh umat manusia.

Jadi, apakah Yesus dipersembahkan di Kenisah hanya untuk memenuhi hukum Taurat? Ternyata tidak hanya itu. Dia datang untuk menampakkan dirinya kepada umat yang percaya kepadaNya. Dari sinilah terungkap visi Tuhan kita Yesus Kristus bahwa Yesus yang masih bayi itu diproklamirkan menjadi Terang Dunia. Kedatangan Yesus bukan saja sebagai Mesias yang dijanjikan kepada Israel tetapi Dialah sang terang bagi segala bangsa sebagaimana ucapan Simeon.

Melihat tradisi masa lampau, para orang tua tentu tidak mau menjadikan anak-anak mereka sebagai kurban persembahan, jadi mereka menebus bayi mereka (dalam bahasa Ibrani, Pinyon ha-ben atau “menebus anak”) dengan mempersembahkan lima syikal perak (kurang lebih 50 gram perak). Mereka juga bisa menggantinya dengan mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati bagi yang tidak mampu. Burung-burung itulah yang dikurbankan di altar Tuhan sebagai persembahan.

Tradisi tersebut diteruskan turun temurun dalam gereja Katolik dengan berbagai penyesuaian seturut perkembangan zaman. Di masa sekarang keluarga-keluarga membawa putra dan putrinya untuk mohon berkat Tuhan disertai pemberkatan lilin. Lilin dimaksud adalah sebagai simbol terang dan cahaya Kristus yang hendaknya harus dijaga dalam setiap keluarga Katolik. Hal ini juga sebagai perlambang Yesus Kristus sebagai terang dunia yang menghalau kegelapan dan menghadirkan damai bagi setiap umat manusia. Kita semua akan memasuki Rumah Allah untuk menyongsong dan bertemu Yesus dalam perjamuan Kudus sampai pada hari Yesus Kristus datang kembali dengan semarak kemuliaanNya.

Terdorong untuk melestarikan tradisi luhur di atas, maka Paroki Kristus Raja Serang juga merayakan pesta ini dengan rangkaian prosesi yang khidmat. Diawali dengan prosesi pemberkatan lilin dengan dipimpin oleh RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto selaku Romo Kepala Paroki Kristus Raja. Prosesi ini dilaksanakan di Aula Alexander Gereja Katolik Kristus Raja – Serang dengan diikuti ratusan anak-anak yang didampingi orangtua dan keluarganya. Pemberkatan dilakukan pada lilin-lilin yang akan digunakan di sepanjang tahun 2016 ini yaitu untuk perayaan Ekaristi ataupun juga untuk perayaan liturgis lainnya.

Prosesi ini sangat berkaitan dengan cahaya dan terang Tuhan Yesus Kristus serta kental dengan simbol-simbol penting. Simbol tersebut diantaranya mengungkapkan simbol dari penyucian, simbol dari pentahiran, simbol dari kemuliaan, dan juga simbol kemakmuran, kesuburan, kebahagiaan, serta harapan akan hidup yang lebih baik. Tahapan ini disebut juga Candle-Mass (Misa Lilin) selain juga disebut sebagai Pesta Pentahiran Bunda Perawan Maria yang telah melahirkan Tuhan Yesus. Setelah lilin diberkat dengan air suci, kemudian Romo menerima sebuah lilin yang sudah dinyalakan dan menyalahkan lilin yang sudah dipegang oleh anak-anak dan umat untuk selanjutnya  melakukan prosesi perarakan menuju ke dalam gereja.

 Puncak dari pesta ini adalah dilakukan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi sebagai Selebran utama serta RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto dan RD. Stefanus Edwin Ticoalu sebagai Konselebran. Terasa istimewa karena pada tanggal 2 Februari 2016, Romo Thomas juga merayakan Tahbisan Presbyterat (Tabisan Imamat) yang ke-14. Lebih istimewa karena Romo yang dikenal sangat dekat dan sayang dengan anak-anak ini memperingatinya dalam sebuah misa syukur di tengah lautan wajah-wajah kecil nan ceria. 

Dalam homilinya Romo Thomas mengatakan bahwa pemberkatan dan perarakan lilin mengingatkan kita kembali pada suatu peristiwa yang mebuat orang menyadari bahwa hidup manusia harus senantiasa mengikuti rencana Allah. Bukan soal romantisme atau tradisi orang-orang Yahudi tetapi dari situ betul-betul terungkap bahwa Sang Mesias itu sudah hadir di tengah manusia. Dia yang lahir sebagai terang dunia mempunyai rencana besar untuk  menyelamatkan manusia dengan mengikuti kehendak atau rencana Allah

 Romo yang dikenal bersuara merdu ini juga menegaskan bahwa anugerah terbesarnya adalah ketika mendapat Tahbisan Imamat dalam angka-angka unik. Mulai dari tanggal tahbisan yang bernuansa angka 2, kemudian beberapa hal bernuansa angka dua lainnya. Hal tersebut seolah mengingatkan beliau akan kasih Allah yang besar dan bagaimana harus belajar lebih setia lagi kepada Tuhan seturut panggilan yang dijalaninya. Beliau harus belajar bagaimana mengajar mengajak, dan membimbing umat untuk mendengarkan serta mengimani rencana keselamatan Tuhan. Puncaknya tentu saja bagaimana umat mampu untuk menyebarkan kabar keselamatan itu dengan berbuat baik dan benar tanpa terjebak dengan rutinitas yang membosankan
 
Setelah perayaan Ekaristi, diadakan acara syukuran dan ramah tamah bersama umat atas ulang tahun Tahbisan Presbyterat RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi di Aula Alexander Gereja Katolik Kristus Raja – Serang.


PROFICIAT DAN SYUKUR ATAS ULANG TAHUN
TAHBISAN PRESBYTERAT XIV
RD. THOMAS GREGORIUS SLAMET RIYADI
(2 PEBRUARI 2002 - 2 PEBRUARI 2016)











Senin, 01 Februari 2016

MISA SYUKUR TAHUN 2016 BPKPKK, PDPKK KEUSKUPAN BOGOR


 Minggu 17 Januari 2016 .diadakan misa Syukur tahun 2016 oleh Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik (BPK PKK), Persekutuan Doa Pembaharuan Krismatik Katolik (PDPKK) se-Keuskupan Bogor di gereja Kristus Raja – Serang.
Bersama  mengucapkan syukur atas berkat dan perlindungan Tuhan sepanjang tahun 2015 dan diakhiri dengan perayaan agung kelahiran Yesus Kristus. Dengan membawa berkat dari Yesus Kristus, kita hendak menyusun suatu program sepanjang tahun 2016. Sebagai orang Pembaharuan Karismatik Katolik mesti melibatkan Pribadi yang ke 3 yaitu Allah Roh Kudus, karena tanpa Roh Kudus kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sekecil apapun.
Bertindak sebagai selebran utama dalam perayaan Ekaristi adalah  RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto, yang juga sebagai Pastor Paroki Kristus Raja – Serang  dan didampingi konselebran  RD.  Andreas Bramantyo dari Paroki Santa Maria tak Bernoda – Rangkasbitung. 

Tema perayaan ini adalah “WARTAKAN DAN WUJUDKANLAH KASIH, KERAHIMAN DAN DAMAI ALLAH KEPADA SESAMA (Matius 5:9)”

Dalam homilinya romo Sumardiyo mengatakan bahwa Kristus hadir untuk meneguhkan ikatanNya dengan umat manusia dengan menjadi manusia dan tinggal diantara kita.
Semoga pada tahun kerahiman ilahi ini hendaklah kita wartakan kepada setiap orang yang kita jumpai, Dialah wajah kerahiman ilahi Allah Bapa Surgawi. Kita mempunyai tugas yang sama untuk menunjukan wajah Allah dan juga bersedia untuk menerima sesama kita yang pernah berbuat salah kepada kita dengan rela untuk memaafkan dan menyambutnya dengan penuh suka cita

Rasul Paulus menekankan bahwa kita semua diberi rupa-rupa karunia tapi hanya ada satu Roh, rupa-rupa pelayanan tapi hanya ada satu Tuhan. Saat kita dibabtis secara otomatis kita menerima Sapta karunia Roh Kudus dengan tujuan agar kita tetap berada dalam kekudusan dan kesucian hati dalam Tuhan sehingga kita tetap hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan. Karuniah ini bisa digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan gereja termasuk juga pertumbuhan pembaharuan Karismatik Katolik.
Yesus Mengingatkan kita dalam Markus 7:17, “Setiap Pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik”.  Buah-buah kebaikan yang dihasilkan Misalnya:

Sebagai seorang Pembaharuan Karismatik Katolik:

1        1.   Menemukan pribadi Yesus Yang hidup

Gerekan Pembaharuan Karismatik Katolik membantu setiap orang untuk menemukan secara pribadi Tuhan Yesus yang sungguh hidup.  Dengan Yesus, orang Katolik dapat menjalin hubungan secara pribadi sebagai juru selamat, Tuhan dan pengantar kita dengan Bapa Surgawi.

2        2.   Suka berdoa secara pribadi dan juga dalam persekutuan.

Buah dari Pergerakan Karismatik katolik adalah munculnya kerinduan untuk berdoa secara berkelompok didalam  komunitasnya. Ini adalah ciri orang yang telah mengalami hubungan secara pribadi dengan Tuhan Yesus yang telah bangkit dan hidup diantara kita dan rohNya diutus untuk selalu meberikan semangat, dorongan dan motifasi kepada setiap orang pembaharuan.

3        3.   Lebih mencintai doa liturgi.

Umat Katolik yang secara aktif mengikuti pembaharuan Karismatik Katolik mempunyai kerinduan yang kuat untuk mengikuti gereja, khusnya dalam perayaan Ekaristi.

4       4.  Cinta akan sabdah Allah.

Gerakan pembaharuan Karismatik Katolik menggugah umat Katolik untuk lebih rajin membaca firman Tuhan yang tersimpan dalam Kitab Suci / Alkitab baik secara pribadi maupun didalam Komunitas atau paroki

5      5.   Hidup dengan pertobatan dan pengudusan.

Kepekaan terhadap kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus akan menghasilkan pertobatan dan pembaharuan yang sungguh-sungguh kepada Kristus dan Injil.

6      6.   Mengingkari diri.

Roh Kudus adalah Roh Kasih dalam Trinitas yang bertugas untuk mempersatukan pribadi dan memperluas cinta persaudaraan didalam hati manusia dan membentuk komunitas sejati dimana semua orang menjadi sehati dan sejiwa sehingga bisa memuliakan nama Tuhan sekalipun belum berjumpa dengan Tuhan.

7       7.  Mengalami Perubahan progresif dalam hidupnya.

Artinya tidak mengalami kemunduran tetapi senantiasa maju, bertumbuh dan berkembang.

8       8.   Bertambahnya panggilan untuk hidup religius.

Banyak sekali orang pembaharuan Karismatik yang masuk menjadi biarawan-biarawati.

9        9    Memiliki emosi kepada Bunda Perawan Maria.

Sering ada persepsi atau gagasan bahwa orang-orang pembaharuan Karismatik Katolik sudah mulai meninggalkan peranan penting dari Bunda Perawan Maria. Hal ini tentunya tidak benar.

1        10.  Lebih menghargai hidup sakramental

Membawa umat kepada penghargaan yang lebih besar kepada hidup sakramental terlebih pada perayaan Ekaristi. Karena dengan pembaharuan ini maka umat bisa tekun mempelajari landasan idiologis dan historis dari setiap perayaan gerejawi yang dilakukan sepanjang sejarah gereja.

1        11.   Kekuatan baru untuk menginjil

Setiap murid Kristus, karena pembabtisan ditugaskan untuk “Pergilah, jadikan semua bangsa muridKu, dan babtislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Markus 16:15 juga menekankan bahwa Pergilah.. beritakan injil kepada segala makluk (Bukan saja hanya kepada manusia tetapi segala makluk)


Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan  ramah tama  yang diselingi dengan hiburan.  Para tamu undangan terlihat sangat antusias mengikuti semua acara yang disajikan.



Sebagai puncak dari acara ini adalah diadakan pemilihan koordinator BPK PKK se-Keuskupan Bogor. Pemilihan dilakukan secara aklamasi dimana semua peserta memberikan suara secara bulat kepada ibu Maryati Surya dari Katedral – Bogor untuk menjadi koordinator BPK PKK periode 2016 – 2019.  Hal ini sesuai dengan Kriteria seorang kandidat koordinator yaitu pernah atau sedang terlibat aktif sebagai koordinator  PDPKK dan BPK PKK keuskupan Bogor serta pernah atau terlibat secara aktif dalam pengurus inti PDPKK untuk mengurus BPK PKK keuskupan Bogor. 


Dalam sambutannya Ibu Maryati megucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan untuk melanjutkan kepemimpinan dalam 1 peride lagi dan meminta hadirin untuk membantunya dalam menjalankan tugas serta berharap atas kesanggupann dari  para anggota ketika diminta untuk membantu dalam pelayanan.
Mari kita bersama bahu membahu bergandengan tangan untuk  bekerja dan mengembangkan persekutuan Karismatik kita.
Ketika ditanya mengenai motivasi dalam mengikuti PDPKK, ibu Maryati mempunyai keinginan yang kuat untuk mengajak orang supaya selalu ingat dan dekat dengan Tuhan, atau sebagai provokator kepada umat untuk dekat pada Tuhan dengan cara membaca Kitab suci, mendengar firman dan puji-pujian.

PROFICIAT ATAS TERPILIHNYA IBU MARYATI SURYA SEBAGAI KOORDINATOR
  BPK PKK KEUSKUPAN BOGOR PERIODE 2016 - 2019

By.

Komsos Paroki Kristus Raja - Serang