Kelender Liturgi

Sabtu, 13 Februari 2016

HARI RAYA ORANG SAKIT SEDUNIA (HOSS) DI PAROKI KRISTUS RAJA - SERANG



 Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) ditetapkan Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992, dan mulai dirayakan tanggal 11 Februari 1993. Bapa Suci menetapkan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) hanya setahun setelah beliau sendiri didiagnosa menderita penyakit parkinson awal 1991. Hari itu dibaktikan khusus sebagai “hari khusus untuk doa dan berbagi, untuk mempersembahkan penderitaan kita.”
Pesta Bunda Maria dari Lourdes dipilih menjadi HOSS karena banyak peziarah dan pengunjung ke Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan. Pemilihan tanggal 11 Februari juga punya makna mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan. 

Dalam rangka HOSS, seluruh Gereja diundang untuk berdoa secara khusus bagi orang sakit, di samping juga untuk merenungkan makna penderitaan dalam peziarahan manusia menuju rumah Bapa. Paroki-paroki diundang untuk merayakan Hari Orang Sakit Sedunia secara konkret dengan mengadakan Misa untuk Orang Sakit di setiap paroki. Pada kesempatan itu, perlu digalakkan penyadaran tentang peran iman dalam menghadapi penderitaan dan sakit, demikian pula ditingkatkan kesadaran tentang arti kristiani dari penderitaan dan sakit. 

Masa penderitaan bisa diubah menjadi masa rahmat.” Seringkali dalam penderitaan orang digoda untuk menjadi putus asa dan kehilangan harapan, tetapi dengan menyadari penyertaan Tuhan, masa ini

 bisa diubah menjadi masa rahmat untuk “mawas diri,” untuk “mengevaluasi kembali hidup seseorang, mengakui kegagalan dan kesalahan, membangkitkan kerinduan akan Bapa dan mengikuti jalan menuju rumah-Nya.”
Paus Benediktus XVI menekankan secara khusus tugas Gereja untuk memberikan “sakramen-sakramen penyembuhan,” yaitu sakramen Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit, yang umumnya “mendapatkan penutupan alamiahnya dalam Ekaristi.” Dimensi penyembuhan dari sakramen-sakramen inilah yang perlu ditekankan kembali.

Semua ini menunjukkan bahwa Gereja melanjutkan kepedulian Yesus Kristus kepada orang sakit, dan bahwa melalui kuasa penyembuhan dari sakramen-sakramen itu, Yesus masih hadir dan bekerja di tengah-tengah umat.
 Tepat dalam Yubelium Agung Kerahiman ini, tema HOSS ke-24 yg disampaikan oleh Paus Fransiskus adalah: mempercayakan diri kepada Yesus yang murah hati seperti Maria: "Perbuatlah apa yg Ia katakan kepadamu" (Yoh. 2:5) melalui permenungan kisah Injil  Yoh 2 : 1 – 11: Pesta Perkawinan di Kana. Bapak Paus memilih tema ini karena sekarang beliau juga sedang merayakan di Tanah Suci dan memberkati orang sakit sedunia. Beliau mengajak kita semua utuk mempercayakan pada perawan Maria pencobaan dan kesengsaraan kita bersama sama dengan sukacita dan penghiburan kita sehingga kita dapat layak memandang hari ini dan selalu wajah PutraNya Yesus yang penuh Kerahiman.

Perayaan ini juga diadakan di Aula Alexander Gereja Kristus Raja – Serang yang dipimpin oleh RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto dan RD. Stefanus Edwin Ticoalu, dimana disepakati dengan mengadakan Adorasi. Adorasi ini subtansinya sama dengan perayaan Ekaristi. Seperti halnya telah disampaikan oleh   Keuskupan di Surabaya, dimana bapak Uskupnya menekankan bahwa jangan merayakan perayaan Ekaristi bersamaan Adorasi, maka kita pun melakukan hal demikian. Dalam Ekaristi kita akan menyambut Tubuh dan DarahNya sedangkan dalam adorasi kita akan menyambut kehadiranNya. 

Dalam homolinya, romo Sumardiyo manyampaikan bahwa kita harus mengkedepankan iman dan memohon seperti Bunda Maria. Bunda Maria dihadirkan disini supaya Bunda Maria sungguh-sungguh merangkul semua doa dan harapan kita dan menyampaikannya kepada Kristus.
Lakukanlah apa yang Ia katakana padamu
Layaklah Kita melakukan permohonan / intensi kita pada Bunda Maria dan bunda tidak akan menolok permohonan kita. Kita harus mengakui Bunda Maria dan Yesus betul-betul memiliki hubungan yang begitu dekat dan saling berbagi 

maka keduaNya dapat mengatakan “ini Aku, Aku milikMu”. Yesus mentaati sungguh-sungguh kepada orang tuaNya.
Seperti yang terjadi di Kana, maka ditempat ini juga kita pun meyakini bahwa Bunda Maria mempunyai  kuasa untuk mendengarkan doa-doa kita dan diteruskan ke Tuhan Yesus.  

Pada saat itu romo Sumardiyo mendoakan satu-satu umat yeng mengikuti adorasi, selanjutnya romo Edwin mengoleskan minyak di dahi dan telapak tangan umat tersebut dan juga berdoa kepada mereka. 
Semoga menjadi karya kerasulan kita bersama untuk selalu menjamah mereka yang sakit, baik sakit fisik maupun sakit psikis. Senantiasa memberi penghiburan dan pengharapan dalam kondisi yang sulit, bahwa janji Tuhan selalu ditepati-Nya.

By. Komsos Paroki Kristus Raja - Serang








0 komentar: