Kelender Liturgi

Sabtu, 29 Agustus 2015

PERINGATAN HUT RI ke-70 PAROKI KRISTUS RAJA - SERANG


Tanggal 17 Agustus 2015 kali ini terasa lebih istimewa di Paroki Kristus Raja – Serang, karena meski bukan pertama kalinya namun peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kembali diwarnai dengan upacara bendera. Upacara bendera dan tentunya pembacaan teks proklamasi ini dipimpin oleh komandan upacara Nandus Silaban dari OMK dan tentu saja dengan inspektur upacara RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto selaku Romo Paroki. Upacara diikuti oleh gabungan orang muda dari berbagai gereja di Serang dimana dari rencana 12 gereja yang diundang, hadir 8 gereja termasuk tuan rumah serta perwakilan DPP Kristus Raja dan segenap undangan dengan total sekitar 125 orang. Gereja-gereja tersebut antara lain : GBI Serang Kota, GSJA Serang Kota, GTI Serang, HKBP Cilegon, Gereja Pentakosta Tabernakel, GKI Serang, GPSI Serang, dan tentunya Gereja Katolik Kristus Raja Serang.
Dalam amanatnya, Romo Sumardiyo mengawali dengan keprihatian atas musibah yang menimpa pesawat dari maskapai Trigana Air di Papua. Kemudian Romo mengajak untuk memaknai proklamasi sebagai kehidupan berbangsa yang bebas dirasakan segenap lapisan masyarakat. Tentu saja hal ini karena jasa perjuangan para pahlawan yang rela berkorban jiwa raga hingga puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 tatkala proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Proklamasi melepas belenggu penjajahan untuk hidup sederajat dengan bangsa lain yang merdeka dan mencapai tujuan nasional bangsa. Hal ini yang harus diteruskan oleh generasi masa kini utamanya komunitas kristiani guna memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Romo menegaskan bahwa kaum muda harus termotivasi untuk ambil bagian dan aktif dalam kegiatan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan yang harus dijalani dengan sungguh. Hal ini selaras dengan tiga poin penting dari cita-cita para pahlawan yaitu bekerja / melayani sesama, semangat pantang menyerah, dan keberanian yang nyata tanpa sering mengeluh saat menghadapi masalah. Apapun yang dituju tentu butuh pengorbanan, namun terinsipirasi dari para pahlawan yang telah meletakkan petunjuk arah perjalanan bangsa ini, kita tidak boleh takut gagal. Semuanya bisa kita raih dengan berlandaskan kepada Pancasila dan UUD 1945 yang ibarat dua mercu suar pengganti para pahlawan yang telah gugur.
Setelah upacara, dilanjutkan dengan acara Cafe Rohani jilid III oleh OMK Kristus Raja Serang yang mengambil tema “Satu Indonesia di Dalam Kristus”. Acara ini dihelat di aula Alexander dimana banyak sesi yang diadakan disamping tentunya para peserta bisa memesan aneka makanan dan minuman selama acara berlangsung. Selain menampilkan beberapa talenta OMK, ada juga talkshow dalam acara yang diketuai oleh OMK Debbie ini. Talkshow kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu Diakon Alvares dan Bapak Andre Nabu dengan moderator Suster Tarsisia dan OMK Jeki. Diakon Alvares dalam sesinya mengungkapkan tentang perasaan berbangsa dan bernegara yang harus nyata terwujud pada diri setiap orang muda. Adapun Bapak Andre Nabu yang bekerja di divisi Reskrim Polda Banten menekankan pada kesempatan dialog untuk orang muda utamanya dalam menangkal berbagai isu kriminalitas dewasa ini semisal Cyber Crime.
Acara Cafe Rohani selanjutnya disambung dengan aneka lomba-lomba untuk memeriahkan suasana HUT RI ke-70 ini diantaranya Lomba Pancing Bola, Balap Kelereng, Menggiring Bola dengan terong, Balap Karung, Makan Kerupuk, dan yang paling heboh adalah mengambil koin dalam pepaya yang sudah dilumur oli. Lomba-lomba ini ditujukan untuk merekatkan para orang muda dari berbagai gereja dan memupuk semangat kerjasama antar individu dalam satu team.
Puncak dari peringatan HUT RI ke-70 di Paroki Kristus Raja Serang ditutup dengan misa kudus yang dipimpin oleh Romo Thomas Gregorius Slamet Riyadi, Pr. Misa kali ini dimeriahkan dengan paduan suara dari OMK Kristus Raja yang tetap semangat meski seharian sudah disibukkan dengan rangkaian acara peringatan kemerdekaan Indonesia. Romo Thomas dalam homilinya menekankan perlunya refleksi diri terhadap kemerdekaan yang sudah diraih. Utamanya adalah bagaimana kebebasan yang sudah dinikmati bisa dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini tentu akan membawa negara ini akan lebih maju dan berkembang dari waktu ke waktu. Merdeka!!

Oleh Dian Prihantoro

Komsos Paroki KRS