Kelender Liturgi

Sabtu, 19 Maret 2016

ZIARAH ROHANI 9 GEREJA OLEH KEP ANGKATAN IX PAROKI KRISTUS RAJA - SERANG




Para peziarah yang sungguh-sungguh mendekati kerahiman ilahi dengan berdoa, berziarah dan mengunjungi gereja-gereja yang ditetapkan untuk perayaan Tahun Kerahiman Ilahi ini akan mendapatkan indulgensi penuh atau sebagian untuk penghapusan akibat-akibat dosa-dosa mereka bagi mereka sendiri atau kerabat yang sudah meninggal.

Bapak Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM menghimbau agar seluruh umat, keluarga-keluarga, paroki, lembaga hidup religius, OMK, sekolah-sekolah di bawah naungan MPK Bogor melakukan beberapa hal kerohanian selama Tahun Yubileum Kerahiman Allah dimana salah satu diantaranya adalah dengan melakukan Kegiatan ziarah rohani bertema kerahiman ilahi dan perlu diorganisir ziarah rohani domestik di wilayah Keuskupan Bogor.

Untuk menanggapi seruan dari Bapak Uskup tersebut, maka pada tanggal 09 Maret 2016,  para alumni KEP angkatan IX Paroki Kristus Raja – Serang mengadakan Ziarah Rohani ke 9 gereja. Seharusnya ziarah ke 9 gereja ini dilakukan di Gereja yang berada di Keuskupan Bogor, tapi karena acara ini dihelat hanya dalam 1 hari dan jarak Gereja di wilayah Keuskupan Bogor berjauhan maka Ziarah 9 Gereja ini dilakukan di Gereja yang berada di Keuskupan Agung - Jakarta

Maksud dari ziarah ini adalah memohonkan kerahiman Allah untuk segenap umat dalam perjalanan rohani, juga untuk kelancaran tugas kepanitiann agar KEP angkatan X berjalan dengan baik dan lancar, selain itu para peziarah menuliskan intensi masing –masing pada kertas dan intensi yang telah ditulis tersebut dibakar di tempat lokasi Gereja yang dikunjungi.
Para peserta terlihat sangat khusuk mengikuti jalannya Ziarah pada tiap gereja  yang dipandu  oleh Diakon Alfonsus ini.  Pada Gereja yang dikunjungi tersebut diadakan ibadat sekaligus renungan singkat oleh Diakon Alfonsus. Gereja –Gereja yang dikunjungi tersebut adalah :
1.  Gereja St. Helena – Karawaci
2.  Gereja St. Laurensius – Alam Sutra
3.  Gereja St. Antonius – Cawang
4.  Kapel Gembala Baik
5.  Gereja St. Yosef – Matraman
6.  Gereja St. Vincensius – Kramat Raya
7.  Gereja St. Theresia – Menteng
8.  Kapel St. Maria – Juanda
9.  Gereja katedral – Jakarta.

Pesan dari Diakon Alfos pada tiap Gereja adalah :

Ø  Apa yang dimaksudkan dengan “Tahun Rahmat Tuhan” nampaknya  sejajar dengan yang kita rayakan sepanjang tahun ini sebagai “Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah.” Tahun inilah yang dimaklumkan Tuhan dan inilah yang Ia inginkan supaya kita jalani. Dengan mengikuti teladanNya, rahmat pembebasan akan dianugerahkan kepada mereka yang berharap, membawa penghiburan kepada orang miskin, memaklumkan pembebasan kepada orang yang terbelenggu oleh bentuk-bentuk perbudakan dalam masyarakat, memulihkan penglihatan bagi orang yang tidak lagi dapat melihat kasih Allah, dan memulihkan martabat semua orang yang sudah dirampas. 



Ø  Seluruh hidup kita adalah suatu peziarah iman. Banyak jalan hidup yang dapat dipilih dengan arah tujuan masing-masing, namun hanya ada satu ‘Jalan’ menuju Bapa, yaitu melalui Yesus Kristus. “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku...” Mengikuti “Jalan Keselamatan menuju Allah”, berarti mengikuti Yesus Kristus, menuruti ajaranNya dan meneladan hidupNya. Yesus adalah Wajah Kerahiman Allah. Teladan hidupNya yang luar biasa adalah di saat puncak sengsara hidupNya. Ia taat kepada kehendak BapaNya dan Yesus mengampuni semua orang yang telah menghantarNya pada kematian. “Wajah Kerahiman Allah’ hadir dengan mulia melalui peristiwa ini. 


 Ø  Belas Kasih Allah adalah kekuatan yang mengalahkan segala sesuatu, yang membawa kelegaan batin lewat pengampunan.  Belas Kasih Allah Yang Maharahim melimpah tak henti di sepanjang perziarahan hidup kita, namun hati manusia justru lebih sering untuk menolak keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Namun Allah selalu membuka Pintu KerahimanNya dengan selebar-lebarnya, pun bagi orang yang telah sungguh berdosa, mengkhianatinya.

Ø  Kita memperhatikan tanda-tanda yang Yesus kerjakan, terutama demi keselamatan orang berdosa, orang miskin, kaum tersisih, orang sakit dan orang menderita, semuanya dimaksudkan untuk mengajarkan belas kasih. Segala sesuatu dalam diri Yesus berbicara tentang belas kasih.  Renungkan juga panggilan Matius pemungut cukai, menjadi murid Yesus. Semuanya ini karena Belas KasihNya yang tidak terbatas. 



Ø  Kita  jangan menghitung dan mengingat-ingat kesalahan orang lain karena Allah sendiri tidak pernah menghitung kesalahan kita. Namun harus kita akui bahwa secara manusiawi kita selalu tergoda untuk menyimpan bahkan membalas dendam ketika kita disakiti.


Ø  Pertobatan dan belas kasih kita tidak hanya dilakukan sesaat dalam Tahun Suci ini. Kita dituntut untuk terus menampilkan wajah belas kasih Allah kepada sesama.


Ø  Kita dapat bermurah hati.  Kita pertama-tama harus membuka hati untuk mendengarkan sabda Allah. Ini berarti bahwa kita harus menemukan kembali nilai keheningan untuk merenungkan sabda yang disampaikan kepada kita. Dengan cara ini, akan terbukalah bagi kita kemungkinan untuk merenungkan belas kasihan Allah dan mengambil alihnya menjadi cara hidup kita. Belas kasih Bapa yang Maharahim harus menjadi nyata di paroki-paroki, komunitas, persekutuan, dan gerakan-gerakan kita.

 Ø  Tidak hanya di masa lampau, tetapi juga saat ini dan di masa yang akan datang, manusia selalu berada dalam tatapan mata Allah Bapa yang penuh Belas Kasih. Kita harus hidup dalam semangat seperti pada refrei Mazmur 136, “karena kekal abadi kasih setiaNya.” Saat suka duka, sehat sakit, sejahtera berkekurangan. Dalam keadaan apapun, semua kita syukuri, karena kekal abadi kasih setiaNya.

Ø  Pesan dari Santo Yohanes Paulus II, dalam Ensikliknya Dives in Misericordia (Kaya dengan Belas Kasihan), memberi perhatian pada budaya masa kini yang telah melupakan Belas Kasih dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, yang belum pernah terjadi dalam sejarah sebelumnya, telah menjadi tuan atas bumi, dan telah menaklukkan serta menguasainya (bdk. Kej. 1:28).  Penguasaan bumi, yang kadang dimengerti secara sempit dan dangkal, tampak tidak mempunyai ruang untuk berbelas kasih dan bahkan mempengaruhi hidup berpaling kepada belas kasih Allah.  Santo Yohanes Paulus II mendorong pemakluman dan kesaksian mengenai belas kasih ini dengan segera. Ajaran ini sangat mendesak dan harus diwujudkan kembali dalam Tahun Suci ini.  Gereja, dalam hal ini kita semua dipanggil untuk memaklumkan belas kasih Allah yang Maha Rahim dalam kehidupan sehari-hari.


0 komentar: