Hari Buruh Sedunia yang juga
dikenal dengan May Day jatuh setiap tanggal 1 Mei. Umumnya para buruh atau
pekerja memperingatinya dengan beragam kegiatan. Hal tersebut bisa berupa aksi
sosial, pentas seni, atau justru melakukan aksi demo yang dipusatkan di
beberapa titik kota atau pemerintahan. Kesemuanya memiliki tujuan yang sama,
yaitu menjalin komunikasi dan konsolidasi baik internal maupun eksternal.
Bahkan di beberapa daerah dilakukan aksi dialog dengan melibatkan para pemangku
kepentingan semisal kepala daerah dan jajaran Dinas Tenaga Kerja. Tentunya hal
ini bernilai positif sepanjang tidak ada aksi anarkis yang merugikan
kepentingan umum karena ulah beberapa oknum yang tidak bisa mengendalikan euforia
perayaan May Day.
Paguyuban Buruh Katolik Cikande
(PPKC) yang bernaung di Paroki Kristus Raja Serang sebagai salah satu kelompok
kategorial juga merayakan May Day dengan cara berbeda. Bila menilik beberapa
tahun sebelumnya, peringatan May Day Keuskupan Bogor selalu diisi dengan
kegiatan misa bersama dan dialog. Tahun 2014 misalnya, dilakukan Misa dan
Dialog bersama Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. di Serang dengan
tema Berkarya Dalam Kasih. Berikutnya di
tahun 2015 dilakukan kegiatan serupa di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa – Kota
Wisata dengan tema Sukacita Dalam Solidaritas. Sedangkan untuk tahun 2016 ini,
dilakukan kegiatan Futsal dan Badminton Ceria untuk para pekerja yang tergabung
dalam PPKC bersama Orang Muda Katolik (OMK) dan Keluarga Mahasiswa Katolik
(KMK) Paroki pada hari Minggu, 1 Mei 2016.
Kegiatan kecil dan sederhana ini
memang berbeda dengan aksi yang dilakukan serikat atau aliansi buruh lainnya di
seputaran tanah Banten. Kegiatan olahraga bersama yang mengambil tema “Menjadi
Pekerja Sehat dan Cerdas” ini memang ditujukan untuk membangun komunikasi
internal antar anggota PPKC dan konsolidasi eksternal dengan OMK serta KMK yang
merupakan calon pekerja. Hal ini memuat tujuan lainnya untuk menggalang
kesolidan antar kelompok kategorial guna menyiapkan para pekerja yang selain
aktif berpelayanan di gereja juga peduli akan dunia ketenagakerjaan di sekitar
mereka. Turut mendampingi kegiatan ini adalah para pembimbing PPKC dan aktivis
gereja yang berjiwa muda serta peduli akan generasi muda.
Salah satunya adalah RD. Thomas
Gregorius Slamet Riyadi atau biasa dikenal sebagai Romo Thomas Peng An, seorang
romo bersuara merdu yang ternyata juga piawai
dalam memainkan raket badminton. Beliau menyambut positif kegiatan ini dan
berharap agar acara ini bisa digelar rutin 2-3 bulan sekali tidak hanya
seremonial atau memperingati hari tertentu saja. Para pekerja yang sudah lelah
dengan urusan pekerjaan rutin, permasalahan dunia kerja, dan kegiatan pelayanan
tentunya perlu penyegaran untuk menghindari kejenuhan. Kejenuhan ini menurut
Romo Thomas bisa menjadi awal pekerja untuk mulai menghindari kegiatan-kegiatan
dalam komunitas sehingga merugikan dirinya sendiri dan komunitas yang
ditinggalkan. Beliau melanjutkan bahwa pertumbuhan iman dan kualitas pribadi
para pekerja juga bisa diperoleh dari kegiatan olahraga bersama dengan belajar
menghargai waktu, berkompetisi dengan sportif, semangat kerja sama, perencanaan
dan eksekusi kegiatan, dan banyak hal positif lainnya.
Sedangkan menurut beberapa anggota
PPKC sendiri, kegiatan ini dipandang sebagai oase di tengah rutinitas kegiatan
selama ini. Hal ini terlihat dengan antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan.
Di lapangan futsal misalnya, tidak hanya pria, para wanita pun sangat
bersemangat dalam menggiring dan menendang bola. Meskipun banyak dihiasi
jeritan dan pekikan pada saat kaki menyentuh bola, bahkan ada yang sambil
memejamkan mata saat berebut bola, hingga perayaan gol yang tidak kalah dengan
pesepakbola profesional. Suasana yang sama pun terlihat di lapangan bulutangkis
dimana sesekali shuttle cock
melenceng sampai ke lapangan lainnya. Beberapa anggota PPKC bahkan membawa anggota keluarga mereka ke Sport Hall
Flamengo di kota Serang ini dan tanpa canggung berbaur dengan rekan-rekan OMK
dan KMK
.
Acara yang berlangsung dari pukul
13.00 hingga 16.00 ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama yang
dilanjutkan dengan sambutan dan berkat dari salah satu pembimbing PPKC yaitu
Frater Diakon Alfonsus Sombolinggi. Dalam sambutannya, Diakon Alfons menekankan
bahwa acara kali ini harus dijadikan pondasi untuk kebersamaan dan kerja sama
antara PPKC, OMK, dan KMK semakin lebih baik lagi. Beliau yang sebentar lagi akan menerima tahbisan
imamatnya ini berharap bahwa kegiatan PPKC harus semakin kreatif untuk
menjaring lebih banyak lagi anggota dan sebagai sarana regenerasi. Kegiatan ini
pun ditutup dengan doa dan berkat dari Diakon Alfons dengan satu pinta agar
PPKC semakin solid dan lebih berkembang ke depannya.
Salam Opera in Caritate
0 komentar:
Posting Komentar