Sesuai dengan agenda Keuskupan
Bogor, pada Selasa, 28 Juni 2016, Bapa
Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M. berkenan hadir di Serang untuk
memberkati Rumah Biara Tarekat FMM yang baru. Dalam kesempatan ini, beberapa
Romo dari Keuskupan Bogor turut hadir menemani Bapa Uskup di antaranya RD. F.X.
Suyana (Ketua Yayasan Mardi Yuana), RD. Yustinus Monang Damanik (Sekretaris
Keuskupan Bogor), dan RD. Stefanus Sri Haryono Putro (Ekonom Keuskupan Bogor).
Bertindak sebagai tuan rumah adalah RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto
(Romo Paroki), didampingi RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi,
RD. Stefanus Edwin Ticoalu, dan Suster Maria Ona Kerans, F.M.M. (Provinsial FMM
Regio Indonesia) beserta segenap suster tarekat FMM (Fransiskus Misionaris Maria).
Rangkaian acara diawali dengan misa kudus yang dipersembahkan oleh Bapa
Uskup sebagai selebran utama didampingi Romo Mardi, Romo Yono, Romo Thomas, dan
Romo Edwin sebagai konselebran. Misa ini diikuti oleh segenap suster FMM dan
umat Paroki Kristus Raja- Serang yang juga turut diundang hadir dalam acara
pemberkatan biara baru yang sekaligus memperingati 76 tahun tarekat FMM
berkarya di Serang. Dalam homilinya Bapa Uskup mengucapkan terima kasih atas
komitmen tarekat ini dalam menjalankan misi pelayanannya di tanah Banten. Rumah
biara baru yang megah dan kokoh diibaratkan beliau sebagai pengingat segenap
penghuninya untuk melebur bersama umat dan masyarakat serta memiliki semangat
yang teguh dalam karya pelayanannya.
Ada tiga poin penting yang Bapa Uskup tekankan dalam homilinya:
1.
Tarekat
FMM dan juga kaum religius harus mengingat himbauan Paus Fransiskus dalam tahun
Hidup Bakti agar semua rohaniwan dan rohaniwati setia dalam baptisan, tarekat,
dan kaul kekalnya. Dengan setia maka segenap kaum religius diharapkan mampu
membangun persekutuan dalam gereja dan persaudaraan di tengah masyarakat untuk
membangunkan dunia.
2.
Peneguhan
niat segenap suster tarekat FMM dalam menantikan kepenuhan keselamatan Tuhan.
Hal ini
mengandung pesan agar segenap suster memiliki pengharapan dan penantian akan
Tuhan selama menjalani panggilan hidupnya sehingga tidak mengalami kehampaan
dalam pelayanannya.
3.
Relasi
dengan Tuhan harus dibangun terus menerus dalam setiap pengalaman hidup karena
Dia hadir dalam situasi apapun di kehidupan kita. Hendaknya hal ini kita sadari
dan menjadi pegangan hidup sehingga kita tidak perlu takut.
Setelah homili, selebran utama dan konselebran memberkati setiap ruangan
rumah biara yang baru didampingi para suster penghuni biara. Sebagaimana
diutarakan dalam homilinya, semoga rumah ini menjadi tempat penuh berkat bagi
penghuninya yang selanjutnya akan disebarkan dalam semangat kasih pelayanan di
tengah umat dan masyarakat. Sebelum berkat penutup, disampaikan beberapa
sambutan dari perwakilan umat dan suster yang hadir. Dari sisi umat diwakili
oleh bapak Yudi Lukman selaku ketua pengawas pembangunan dan bapak Iwan Wirawan
sebagai ketua pembangunan biara. Diuraikan dalam sambutannya bagaimana suka
duka dan tantangan yang berliku dalam pembangunan biara ini sekaligus harapan
agar biara St. Adolphine ini sesuai dengan keinginan dan menjadi berkat bagi
para penghuninya. Sambutan berikutnya dari Romo Mardi selaku Romo Paroki yang
mengharapkan dukungan para suster untuk tetap menjalin koordinasi dan kerja
sama yang harmonis dalam pelayanan. Beliau menceritakan bagaimana pengalaman
beliau dalam merintis karya pelayanannya di paroki ini sewaktu masih menjadi
Frater bersama para suster FMM. Sambutan terakhir adalah dari Suster Ona selaku
Provinsial FMM Regio Indonesia yang menceritakan kisah
perjalanan karya tarekat FMM di Serang. Tersirat bagaimana misi awal tarekat
FMM yaitu berkarya di dunia pendidikan sekarang beralih menjadi misi karya
untuk membantu gereja lokal di bidang pendidikan, sosial, dan pastoral paroki.
Setelah berkat penutup acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam
bersama.
Akan tetapi suka cita Tuhan
rupanya tidak hanya hadir melalui pemberkatan Biara St. Adolphine ini saja. Hal ini dikarenakan setelah acara
maka Bapa Uskup bersama para romo dan umat juga bergegas menuju ke Gereja
Kristus Raja-Serang untuk menghadiri Peringatan Ulang Tahun Imamat ke-29 RD.
Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto.
Acara diadakan di Aula Alexander yang dihadiri oleh perwakilan umat dari
lingkup pengurus DPP-DKP, Ketua Lingkungan dan Kategorial, serta segenap
undangan. Konsep acara dibuat santai berupa Talk Show dengan dipandu MC dari
perwakilan DPP. Talk Show kali ini menghadirkan nara sumber Bapa Uskup, Romo
Thomas, Romo Edwin, dan bapak Renaldus Priastian Khiat (Wakil DPP). Dalam sesi
ini dikupas beberapa kesan para Romo dan Wakil DPP terhadap Romo Mardi selama
bekerja sama dalam pelayanan yang diselingi beberapa kisah unik dan lucu bahkan
keseharian beliau. Salah satunya dari Bapa Uskup yang mengenal Romo Mardi
sebagai romo yang bersemangat dengan suara yang berapi-api dan berjiwa muda
sedari awal perjumpaannya di Italia.
Perwakilan DPP-DKP tidak mau
ketinggalan dengan mempersembahkan lagu kesayangan Romo Mardi yaitu “Nderek
Dewi Maria” dan juga acara tiup lilin dan potong kue ulang tahun. Potongan
pertama kue diberikan beliau kepada Mgr. Paskalis selaku tanda kasih dan setia
terhadap tugas perutusan yang diberikan. Banyak doa teriring untuk Romo Paroki
Kristus Raja – Serang yang beliau sebut sebagai Paroki Asmara Cinta dalam
pelayanan pastoralnya (Anyer, Serang, Merak, perbatasan
Paroki Rangkasbitung Cilegon, Ciruas, Cikande,
dan perbatasan dengan Tangerang).
Satu diantaranya adalah dari adik tercinta beliau yang turut hadir dalam acara
ini, agar Romo Mardi semakin setia dan teguh dalam pelayanan dan dilingkupi
berkat Tuhan dalam setiap karya pastoral yang dijalankan.
Selamat
atas pemberkatan Biara St. Adolphine – Tarekat FMM di Serang,
semoga
menjadi rumah berkat untuk penghuni dan umat yang dilayani.
Selamat
Ulang Tahun Imamat ke-29 untuk Romo Mardi,
semoga
senantiasa setia dalam panggilan, selalu bersemangat, dan bijak dalam pelayanan.
(sie komsos Paroki
GKRS)
0 komentar:
Posting Komentar