Pusat seluruh liturgi dan sakramen adalah Ekaristi. Kristus
memberikan diriNya seluruhnya untuk kita manusia yang sangat dicintaiNya.
Gereja ingin terus menerus menyadarkan umatnya untuk menghayati makna perayaan
Ekaristi dan mengajak kita untuk rajin menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang
adalah bekal rohani kita mewartakan berita cinta kasih Tuhan kepada semua orang
dimana kita berada dan apapun tugas kita.
Minggu, 29
Mai 2016 bertepatan dengan hari raya
Tubuh dan Darah Kristus berlangsung juga penerimaan Komuni pertama dengan
peserta sebanyak 212 orang. Sebelum mengikuti Komuni, anak-anak calon penerima
komuni I ini mengikuti beberapa rangkaian kegiatan yaitu pelajaran di kelas, ibadat tobat/pengakuan
dosa dan juga diadakannya rekoleksi bagi seluruh orangtua/wali penerima komuni
I yang dihadiri oleh 398 orang dan dipandu oleh romo Sumardiyo.
Perayaan
Ekaristi pada perayaan ini dipimpin oleh
RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto sebagai selebran utama dan didampingi
oleh RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi sebagai konselebran serta Diakon
Alfonsus.
Dalam
homilinya, romo Sumardiyo menyampaikan bahwa sesudah merayakan hari raya
Tritunggal Maha Kudus, pada hari ini Gereja merayakan hari Raya Tubuh dan Darah
Kristus. Sebagai anggota Gereja, mari bersama-sama kita mendengarkan sabda
Tuhan lewat pewartaan khabar gembira oleh St. Lukas. Kita menghayati akan makna
perayaan Ekaristi yaitu makna pemberian pribadi Yesus Kristus dalam rupa Tubuh
dan DarahNya.
1. Para rasul yang sangat realistis;
Artinya para rasul memahami akan
keterbatasan pada dirinya. (Melihat banyak orang yang datang mengikuti Yesus, maka
mereka memohon kepada Yesus supaya disuruhNya orang-orang banyak itu pergi ke desa
terdekat untuk mencari penginapan dan makanan). Tanggapan Yesus, yang juga
menjadi permenungan kita adalah Kamu
harus memberi mereka makan.
Jika kita mempunya masalah dan tidak
melibatkan Yesus dalam mengatasi masalah tersebut, maka kita akan mengalami kegagalan.
Ditempat lain St. Yohanes
mengungkapkan tentang perkawinan di Kana dimana Tuhan Yesus dan bunda Maria
turut hadir. Bunda Maria meminta Yesus untuk melakukan sesuatu dan Yesus mengubah
air menjadi Anggur.
Kita harus melibatkan 2 pribadi ini
(Bunda Maria dan Yesus) dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidup ini. Bunda
Maria mempunya kepekaan yang luar biasa. Bunda Maria sangat mengenal siapa
Yesus Putranya dan bahkan dia mengatakan kepada para pelayan “apa yang dikatakan Yesus, lakukan”, yaitu
diperintahkan kepada mereka untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air dan air
tersebut berubah menjadi Anggur.
Demikian juga terjadi pada
kehidupan kita, dimana harus adanya kepasrahan yang luar biasa. Bagaimana
mungkin dengan keterbatasan, kita dapat mewujudkan kerajaan Allah? Jika kita
melibatkan Yesus, niscaya Gereja akan mampu mewujudnyatakan.
Kita sebagai anggota Gereja Kristus juga diharapkan untuk peduli
dan bertanggungjawab kepada saudara-saudari kita yang ada diluar komunitas
kita.
Salah satunya adalah umat Katolik
harus tersentuh untuk mendonorkan darahnya di bulan Ramadan.
2.
Dalam
melakukan mujizat, Tuhan Yesus tidak bekerja sendirian tetapi bekerja bersama dengan para murid.
Begitu juga Gereja dalam mewartakan
kerajaan Allah membutuhkan kehadiran saudara dan saudari.
3.
Berkaitan
dengan anak-anak yang akan menerima Tubuh dan Darah Kristus.
Anal-anak harus yakin bahwa saat konsekrasi
(Hosti yang diangkat romo) seketika itu juga akan berubah menjadi Tubuh Kristus. Demikian Juga piala yang berisi anggur ketika itu
juga berubah menjadi Darah Kristus. Tidak
semua orang yakin bahwa hosti itu betul-betul tubuh Kristus dan anggur itulah
darah Kristus. Oleh karena itu, diawal perjalanan hidup mereka sebagai anggota
Kristus, perlu pendampingan melalui bapak ibu guru, pengajar dan juga orang
tua. Perlu kita kenangkan kembali Yesus
Kristus dalam Ekaristi tetap menjadi sudut pandang, jangan sebagai simbol.
Sebelum
mengakhiri homilinya romo Sumardiyo menyimpulkan bahawa:
Setiap kita
mengenang Yesus dalam perayaan Ekaristi, kita membuka hati terhadap Karya Roh
Kudus dan membiarkan Putranya sendiri (Yesus Kristus) memecahkan karya
keselamatan hidup menggereja. Gereja harus berani mengambil resiko dengan
berangkat dari keterbatasan, sehingga dengan melibatkan Kristus sendiri yang
mengutus kita, niscaya kita mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita bahkan
pekerjaan yang luar biasa.
Acara ditutup
dengan sambutan-sambutan yaitu:
1. Ketua panitia (Bpk. Benediktus A. Arismansyah)
Anak-anak
memasuki kehidupan iman yang baru menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa
Roti dan Anggur suci untuk yang pertama kalinya. Peristiwa ini bisa terwujut
karena adanya partisipasi yang baik antara orangtua/wali yang selalu menemani
dan mendampingi putra putrinya mulai dari saat mengikuti pelajaran persiapan
komuni sampai penerimaan komuni saat ini, juga peran serta bapak ibu dan para
pengajar yang dengan sabar dan tulus mendampingi anak-anak. Juga peran serta
seluruh panitia dalam meyiapkan acara
ini. Kita sangat bahagia karena mengadakan babtisan baru sebanyak 212 anak dari
20 lingkungan (3 wilayah) .
Rangkaian
persiapan mulai pelajaran dikelas, ibadat tobat/pengakuan dosa dan anak anak
beserta orang tua bernovena pribadi selama 3 hari beturut-turut dan sampai pada hari ini
kita boleh menerima Tubuh dan Darah Yesus. Sebelum menerima komuni I, para
orangtua/wali penerima komuni I telah mengadakan rekoleksi pada 15 Mei yang
bertempat di gedung Alexander dan dihadiri oleh 398 orang. Acara ini dipandu
langsung oleh romo Sumardiyo.
Diharapkan
keluarga-kleuarga Kristiani menjadi pusat iman yang hidup dan tempat belajar
beriman kepada Allah dan Kristus yang telah menyerahkan tubuh dan darahNya
untuk menebus dosa-dosa kita. Semoga anak-anak kita smakin tumbuh imannya dan
senantiasa merinduhkan kehadiran Tuhan Yesus dalam perayaan Ekaristi Kudus.
2. Sambutan
wakil DPP (Bpk. Renaldus Priastian Khiat)
Selamat
merayakan hari raya tubuh dan darah Yesus Kristus. Hari ini kita meyaksikan
adik-adik kita menerima komuni pertama. Gereja
mengharapkan kepada yang baru menerima komuni I untuk ikut terlibat dalam
kegiatan lingkungan masing-masing.
3. Sambutan
Romo paroki (RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto)
Babtisan
baru sebanyak 212 orang. Harapan romo agar bapak ibu harus mendampingi mereka supaya
jumlahnya menjadi 424, dan semuanya akan berjumlah 636. Seperti pada Yohanes
6:3-6. Banyak orang akhirnya mencari Yesus di Kapernaun karena terkagum-kagum karena
Yesus menyembuhkan banyak orang.
Anak-anak
ini menjadi Tabernakel hidup sehingga harus dijaga dan jangan sampai mereka
menodai atau dinodai oleh apapun. Mari kita mendorong dan memberikan semangat
supaya mereka bisa mengambil bagian dalam tugas perutusan Gereja, berbagi
kasih, berbuat baik dan berani berbagi kepada saudara-saudara yang membutuhkan
By. Komsos
Paroko Kristus Raja-Serang
0 komentar:
Posting Komentar