Menjadi salah satu
hari yang sangat istimewa bagi umat Katolik diseluruh dunia. Bukan sekadar
perayaan, Minggu Palma yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah
tersebut juga menjadi hari dimana umat Katolik mengingat kembali kesengsaraan
Yesus Kristus ketika disalib.
Perayaan Minggu
Palma tentunya identik dengan daun palem, yang saat perayaan berlangsung umat
Katolik akan mendapatkan daun palem. Selain itu Gereja juga dihiasi dengan
ornament palem.
Perayaan
Minggu Palma di Paroki Kristus Raja Serang dipimpin oleh RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto sebagai
selebran utama didampingi RD. Thomas
Gregorius Slamet Riyadi dan RD Stefanus Edwin Tecoalu sebagai konselebran
Dalam perayaan tersebut semua umat berkumpul dalam
bedeng yang telah disiapkan panitia, selanjutnya dilakukan pemberkatan dan
pemercikan daun palma oleh Pastor dengan cara berjalan melintasi bedeng yang
telah dipenuhi umat sambil mengangkat daun palma.
Sebelum melakukan perarakan memasuki Gereja, romo
Sumardiyo menyampaikan homili singkat. Dalam homilinya romo menjelaskan bahwa sudah
sejak awal masa prapaskah kita mempersiapkan diri dengan usaha tobat dan karya
Agung. Hari ini kita semua bekumpul dan
bersama seluruh umat Allah untuk membuka peringatan misteri Paskah Tuhan Yesus
Kristus, yaitu sengsara dan kebangkitanNya.
Untuk melaksanakan misteri itulah Yesus memasuki kota Yerusalem. Oleh
karena itu marilah kita menyambut Yesus dengan gembira dan kita berharap untuk memetik Salib Suci dalam
kebangkitan dan kehidupan.
Pada Minggu palma ini kita hendak memasuki perayaan
Pekan Suci. Disinilah kita mau menyambut dan
menerima serta menemani Tuhan kita Yesus Kristus memasuki suasana
sengsara, prihatin dan menderita. Yesus memasuki kota Yerusalem yang merupakan kota
suci tempat Yesus akan mengalami sengsara dan wafat di Kayu Salib. Semuanya dilakukan oleh Tuhan Yesus semata-mata karena
cintaNya kepada kita dan ingin menebus dosa kita.
Hari ini
merupakan suatu tanda dimulainya Pekan Suci yaitu hari-hari yang penuh dengan Suasana keprihatinan,
kesengsaraan dan penderitaan yang akan segera dialami Tuhan kita Yesus Kristus
Sang Raja Damai. Arak-arakan Yesus memasuki
kota Yerusalem merupakan bagian kecil yang mengawali kisah sengsara Tuhan Yesus
dan hati kita sekalian digerakan agar kita menjadi sadar bahwa dalam hidup dan kehidupan ini kita juga rela berkorban demi kebahagiaan dan
keselamatan kita bersama.
Selanjutnya umat melakukan perarakan menuju gereja diiringi lagu Yerusalem…
Lihatlah Rajamu….
Dalam homilinya
dalam perayaan Ekaristi Mingu Palma, romo Sumardiyo kembali menegaskan bahwa ketika
Yesus memasuki sengsara, tidak ada seorangpun yang datang pada-Nya, bahkan
Rasul-Rasul yang dekat dengan diriNya (Simon, Petrus, Yakobus dan Yohanes) pun
menjauh, selain itu Petrus pun menyangkalNya sebanyak 3 kali.
Orang-orang hanya mau
dekat dengan Yesus ketika Dia masih jaya, selanjutnya disaat Dia mengalami
penderitaan, semua orang meningkanNya sendirian. Sesungguhnya bukan hanya Yudas
yang mengkianati Tuhan Yesus, orang-orang lain termasuk ke 11 Rasul pun telah
mengkianati Yesus tapi dengan cara yang berbeda. Bahkan kita juga telah mengkianati Yesus
dengan cara yang berbeda pula. Oleh karena itu didalam suasana hening selama
Pekan suci ini, marilah kita mencoba untuk menimbang-nimbang, merenungkan dan
melakukan refleksi.
Dalam menyambut pesan
suci ini, Gereja Kristus Raja -Serang senantiasa terbuka dan selalu dijaga
keheningannya, sehingga tidak diperkenankan melakukan Koor didalam Gereja. Latihan
Pasio pun tidak diperkanankan untuk memakai Microfon sehingga setiap kita yang datang
ketempat ini menemani Yesus yang sedang berada dalam sengsara dan dalam
keprihatinan yang mendalam. Biarlah kita menjadi teman, sahabat yang sungguh
dekat, yang hangat, maka kita perlu merapat dalam pribadiNya. Janganlah
membiarkan Yesus berdiam diri dalam Tabernakel, tetapi Dia disana menanti kita.
Hari ini kita
membawa dan melambaikan daun-daun Palma
untuk mengawali Pekan suci. Kita mau mengikuti Minggu terakhir dalam kehidupan
Yesus di dunia ini. Tujuan hakiki kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini adalah untuk
mewujudkan kerajaan Allah BapaNya. Hal ini sangat unik karena sebagai raja
dieluk-elukan dengan kirab sukacita meriah. Dia membawa damai, kemudian
diherdiknya, dituduhnya dan dimusnahkan. Beberapa kali Yesus mengingatkan
kepada para Rasul tentang perjalanan ke Yerusalem. Dia akan mengalami sengsara,
derita dan dibunuh. Kitapun juga diajak memasuki Pekan Suci ini untuk
menghayati sungguh-sungguh bahwa Yesus yang tersalib itu semata-mata ingin
menebus dosa kita. Dan ingin menyelamatkan kita. Jangan ada seorangpun diantara
kita, yang tersesat, yang hilang dan mati, agar semuanya ikut bersama Dia dalam
kebahagiaan Surgawi.
By. Komsos Paroki
Kristus Raja - Serang
0 komentar:
Posting Komentar