Para peziarah yang sungguh-sungguh mendekati kerahiman
ilahi dengan berdoa, berziarah dan mengunjungi gereja-gereja yang ditetapkan
untuk perayaan Tahun Kerahiman Ilahi ini akan mendapatkan indulgensi penuh atau
sebagian untuk penghapusan akibat-akibat dosa-dosa mereka bagi mereka sendiri
atau kerabat yang sudah meninggal.
Bapak Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM menghimbau
agar seluruh umat, keluarga-keluarga, paroki, lembaga hidup religius, OMK,
sekolah-sekolah di bawah naungan MPK Bogor melakukan beberapa hal kerohanian
selama Tahun Yubileum Kerahiman Allah dimana salah satu diantaranya adalah
dengan melakukan Kegiatan ziarah rohani bertema kerahiman ilahi dan perlu diorganisir
ziarah rohani domestik di wilayah Keuskupan Bogor.
Untuk menanggapi seruan dari Bapak Uskup tersebut,
maka pada tanggal 09 Maret 2016, para
alumni KEP angkatan IX Paroki Kristus Raja – Serang mengadakan Ziarah Rohani ke
9 gereja. Seharusnya ziarah ke 9 gereja ini dilakukan di Gereja yang berada di
Keuskupan Bogor, tapi karena acara ini dihelat hanya dalam 1 hari dan jarak
Gereja di wilayah Keuskupan Bogor berjauhan maka Ziarah 9 Gereja ini dilakukan
di Gereja yang berada di Keuskupan Agung - Jakarta
Maksud dari ziarah ini adalah memohonkan kerahiman Allah untuk segenap umat dalam
perjalanan rohani, juga untuk kelancaran tugas kepanitiann agar KEP angkatan X
berjalan dengan baik dan lancar, selain itu para peziarah menuliskan intensi
masing –masing pada kertas dan intensi yang telah ditulis tersebut dibakar di
tempat lokasi Gereja yang dikunjungi.
Para
peserta terlihat sangat khusuk mengikuti jalannya Ziarah pada tiap gereja yang dipandu
oleh Diakon Alfonsus ini. Pada Gereja
yang dikunjungi tersebut diadakan ibadat sekaligus renungan singkat oleh Diakon
Alfonsus. Gereja –Gereja yang dikunjungi tersebut adalah :
1. Gereja
St. Helena – Karawaci
2. Gereja
St. Laurensius – Alam Sutra
3. Gereja
St. Antonius – Cawang
4. Kapel
Gembala Baik
5. Gereja
St. Yosef – Matraman
6. Gereja
St. Vincensius – Kramat Raya
7. Gereja
St. Theresia – Menteng
8. Kapel
St. Maria – Juanda
9. Gereja
katedral – Jakarta.
Pesan
dari Diakon Alfos pada tiap Gereja adalah :
Ø
Apa
yang dimaksudkan dengan “Tahun Rahmat Tuhan” nampaknya sejajar dengan yang kita rayakan sepanjang
tahun ini sebagai “Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah.” Tahun inilah yang
dimaklumkan Tuhan dan inilah yang Ia inginkan supaya kita jalani. Dengan
mengikuti teladanNya, rahmat pembebasan akan dianugerahkan kepada mereka yang
berharap, membawa penghiburan kepada orang miskin, memaklumkan pembebasan
kepada orang yang terbelenggu oleh bentuk-bentuk perbudakan dalam masyarakat,
memulihkan penglihatan bagi orang yang tidak lagi dapat melihat kasih Allah,
dan memulihkan martabat semua orang yang sudah dirampas.
Ø Seluruh hidup kita adalah suatu peziarah
iman. Banyak jalan hidup yang dapat dipilih dengan arah tujuan masing-masing,
namun hanya ada satu ‘Jalan’ menuju Bapa, yaitu melalui Yesus Kristus. “Akulah
Jalan, Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau
tidak melalui Aku...” Mengikuti “Jalan Keselamatan menuju Allah”, berarti
mengikuti Yesus Kristus, menuruti ajaranNya dan meneladan hidupNya. Yesus
adalah Wajah Kerahiman Allah. Teladan hidupNya yang luar biasa adalah di saat
puncak sengsara hidupNya. Ia taat kepada kehendak BapaNya dan Yesus mengampuni
semua orang yang telah menghantarNya pada kematian. “Wajah Kerahiman Allah’
hadir dengan mulia melalui peristiwa ini.
Ø Belas Kasih Allah adalah kekuatan yang
mengalahkan segala sesuatu, yang membawa kelegaan batin lewat pengampunan. Belas Kasih Allah Yang Maharahim melimpah tak
henti di sepanjang perziarahan hidup kita, namun hati manusia justru lebih
sering untuk menolak keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Namun Allah selalu
membuka Pintu KerahimanNya dengan selebar-lebarnya, pun bagi orang yang telah
sungguh berdosa, mengkhianatinya.
Ø Kita memperhatikan tanda-tanda yang Yesus
kerjakan, terutama demi keselamatan orang berdosa, orang miskin, kaum tersisih,
orang sakit dan orang menderita, semuanya dimaksudkan untuk mengajarkan belas
kasih. Segala sesuatu dalam diri Yesus berbicara tentang belas kasih. Renungkan juga panggilan Matius pemungut
cukai, menjadi murid Yesus. Semuanya ini karena Belas KasihNya yang tidak
terbatas.
Ø Kita
jangan menghitung dan mengingat-ingat kesalahan orang lain karena Allah
sendiri tidak pernah menghitung kesalahan kita. Namun harus kita akui bahwa
secara manusiawi kita selalu tergoda untuk menyimpan bahkan membalas dendam
ketika kita disakiti.
Ø Pertobatan dan belas kasih kita tidak hanya
dilakukan sesaat dalam Tahun Suci ini. Kita dituntut untuk terus menampilkan
wajah belas kasih Allah kepada sesama.
Ø Kita dapat bermurah hati. Kita pertama-tama harus membuka hati untuk
mendengarkan sabda Allah. Ini berarti bahwa kita harus menemukan kembali nilai
keheningan untuk merenungkan sabda yang disampaikan kepada kita. Dengan cara
ini, akan terbukalah bagi kita kemungkinan untuk merenungkan belas kasihan
Allah dan mengambil alihnya menjadi cara hidup kita. Belas kasih Bapa yang
Maharahim harus menjadi nyata di paroki-paroki, komunitas, persekutuan, dan
gerakan-gerakan kita.
Ø Tidak hanya di masa lampau, tetapi juga
saat ini dan di masa yang akan datang, manusia selalu berada dalam tatapan mata
Allah Bapa yang penuh Belas Kasih. Kita harus hidup dalam semangat seperti pada
refrei Mazmur 136, “karena kekal abadi kasih setiaNya.” Saat suka duka, sehat
sakit, sejahtera berkekurangan. Dalam keadaan apapun, semua kita syukuri,
karena kekal abadi kasih setiaNya.
Ø Pesan dari Santo Yohanes Paulus II, dalam
Ensikliknya Dives in Misericordia
(Kaya dengan Belas Kasihan), memberi perhatian pada budaya masa kini yang telah
melupakan Belas Kasih dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, yang belum pernah terjadi dalam
sejarah sebelumnya, telah menjadi tuan atas bumi, dan telah menaklukkan serta
menguasainya (bdk. Kej. 1:28). Penguasaan
bumi, yang kadang dimengerti secara sempit dan dangkal, tampak tidak mempunyai
ruang untuk berbelas kasih dan bahkan mempengaruhi hidup berpaling kepada belas
kasih Allah. Santo Yohanes Paulus II
mendorong pemakluman dan kesaksian mengenai belas kasih ini dengan segera.
Ajaran ini sangat mendesak dan harus diwujudkan kembali dalam Tahun Suci ini. Gereja, dalam hal ini kita semua dipanggil
untuk memaklumkan belas kasih Allah yang Maha Rahim dalam kehidupan
sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar